Siapa yang pantas jadi R1 dan R2

Setelah melewati beberapa pemilu dengan berbagai sistem (walaupun siapa yang bakal memenangkan pemilu mungkin 90 % -nya dapat kita ketahui jauh hari sebelum pemilu, ini terjadi akibat dari kuatnya jaringan yang dibangun oleh salah satu partai mulai dari tingkat desa sampai ke kota, mulai dari instansi swasta sampai pemerintah). Apalagi sebelum reformasi digulirkan, kita masih takut untuk menyebutkan nama Suharto tanpa sebutan Bapak Presiden di depannya apalagi untuk mencalonkan diri sebagai R1 ataupun R2.

Namun sekarang kita sudah bebas untuk mengemukakan pendapat bahkan mencalonkan diri sebagai R1 ataupun R2. Sayangnya di era reformasi ini orang menjadi kebablasan berbuat semaunya sehingga rambu-rambu hukum ditabrak begitu saja dan sedihnya aparat penegak hukum yang seharusnya mengawal reformasi agar berjalan pada jalurnya menjadi ikut larut mengaburkan hukum sehingga yang benar menjadi salah dan sebaliknya. Hukum bukan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran tetapi untuk menegakkan periuk agar tetap berasap. Jadi bukan untuk membela yang benar tetapi membela yang bayar. Sehingga krisis multidimensi makin parah karena krisis yang sebenarnya berasal dari krisis moral dan ahlak.

Nah, kalau kita tidak ingin kondisi ini berlarut-larut kita tentunya harus tepat memilih siapa yang pantas menjadi R1 maupun R2 untuk memimpin negeri ini keluar dari krisis multidimensi. Lalu bagaimana kriteria seorang pemimpin nasional yang pantas menjadi R1 maupun R2? (mudah-mudahan ada Capres maupun cawapres yang memenuhi, minimal mendekati).

Selain mempunyai kemampuan untuk memimpin tentu saja beliau haruslah :
1. Taat beribadah agar bisa mengendalikan diri dengan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Jujur, tegas dan berani untuk tidak melakukan KKN bahkan memberantas KKN dan menegakkan hukum tanpa tebang pilih.
3. Adil, tidak hanya memihak kepada kerabat dekat atau “partai-nya”(kenapa diberi tanda “” pada kata partai-nya karena sistem pemilihan jika masih menganut kepartaian maka kebijakan politik akan berorientasi kepartaian juga, mudah-mudahan nantinya Indonesia menganut calon independent dari presiden sampai kepala dusun, sehingga ketika masa kerjanya keputusan dan segala tindakannya terjamin dari campur tangan partai) saja tetapi kepada semua rakyat siapapun dia.
4. Bijaksana, dapat mengayomi rakyat dengan damai
5. Mempunyai visi dan misi yang jelas agar mempunyai program kerja untuk membangun negeri dengan benar.
6. Mempunyai cinta tanah air yang tinggi sehingga tidak disetir dan didekte oleh pihak asing.
7. Dapat menjadi teladan bagi rakyatnya agar rakyat tidak semaunya.

Mudah-mudahan kita tidak salah memilih pemimpin sehingga membawa negeri ini menjadi lebih baik dan diridhoi Allah, Amin. Dan jika tidak ada yang memenuhi (sepertinya tidak mungkin dari 200 juta jiwa penduduk Indonesia tidak ada yang memiliki kriteria di atas) maka hanya satu kata tidak memilih alias Golput.

Leave a comment